Sabtu, 16 Januari 2010

apakah kemampuan mengingat anak yang mengalami PTSD (Post-traumatic stress disorder) menurun ?

Menurut ilmuwan di Stanford University School of Medicine and Lucile Packard Children's Hospital , trauma psikologis meninggalkan jejak kerusakan pada otak anak. Penelitian yang dilakukan tersebut memberikan fakta langsung untuk pertama kalinya bahwa anak dengan sindrom post-traumatic stress menderita pemfungsian hippocampus yang lemah. Hippocampus sendiri adalah bagian otak yang menyimpan dan mengigat memori. Penelitian tersebut menjelaskan mengapa anak yang mengalami trauma berperilaku semaunya dan dapat meningkatkan perawatan bagi anak-anak yang mengalami trauma tersebut.
Stressor yang ekstrim seperti mengalami pelecehan (abuse) atau menyaksikan suatu tindak kekerasa dapat membuat anak-anak mengisolasi diri mereka dari keluarga dan teman, merasa dipisahkan dari realita, mengalami pemikiran yang membosankan mengenai trauma dan berusaha keras di sekolah. Menurut Carrion, associate professor of child and adolescent psychiatry at the School of Medicine and director of Stanford, “Post traumatic stress tidak hanya mengenai traumatic memories ; hal tersebut juga benar-benar memengaruhi aktivitas sehari-hari “.
Untuk mengobservasi bagaimana otak anak bekerja setelah trauma, Carrion dkk. Menggunakan fMRI untuk membandingkan 16 orang anak muda yang memiliki symptom PTSD dengan sebuah kelompok control yang terdiri dari 11 anak muda yang normal. Para peneliti men-scan otak para peserta selama pemberian tes memori verbal. Subyek membaca sebuah daftar kata-kata, kemudian melihat sebuah daftar yang serupa dengan kata-kata baru yang ditambahkan, dan mereka kemudian ditanya, kata mana yang ada di daftar yang asli (sebelum ditambahkan).
Hippocampus bekerja sama baiknya dalam kelompok control dan yang memiliki symptom PTSD saat daftar kata pertama kali diberikan. Akan tetapi, subyek dengan symptom PTSD membuat lebih banyak kesalahan pada bagian recall dari test tersebut dan menunjukkan kurangnya aktivitas hippocampus dibandingkan kelompok control yang melakukan tugas yang sama.
Subyek dengan fungsi hipokampus yang buruk juga kemungkinan besar mengalami symptom PTSD. Gangguan pada hippocampus secara kuat dikaitkan dengan "avoidance and numbing" symptoms PTSD, termasuk kesulitan mengingat trauma, merasa terpisah dari orang lain dan lack of emotion.
Menurut Carrion. Saat anak merespon trauma dengan menarik diri dari orang yang mencoba untuk menolong, orang tua terkadang salah mengartikan perilaku anaknya tersebut sebagai perilaku balas dendam (retaliate). Padahal, sebenarnya perilaku tersebut merepresentasikan kondisi overload yang dialami otak untuk mengendalikan rasa takut.
Apakah para anak-anak korban bencana alam di Indonesia mengalami penurunan fungsi memori ?. Jika ya, hasil penelitian ini perlu diperhatikan oleh para LSM, kelompok relawan, pemerintah, dan semua pihak yang peduli pada anak-anak korban bencana alam.

sumber :
www.sciencedaily.com, “Brain Imaging Shows Kids' PTSD Symptoms Linked to Poor Hippocampus Function”, diunduh pada 18 Desember 2009 Pukul 18.05
www.drdymphna.wordpress.com, traumatized child (foto), diunduh pada 19 Desember 2009 Pukul 01.05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar