Selasa, 26 Januari 2010

Seperti Liga Italia...

Sepakbola menjadi agama yang kedua, mungkin, bagi sebagian besar rakyat italia. Mungkin, kita lebih mengenal para attacante, portiere, centrocampista, difensore yang ada di italia dibandingkan dengan pemerintahan Italia sendiri. Sepakbola italia terkenal dengan tuntutannya terhadap hasil akhir pertandingan yang positif, yaitu MENANG. kalau tidak salah, dalam buku yang ditulis oleh M. Kusnaeni, para tifosi mempunyai suatu semboyan "berikan kami kemenangan, kami tidak butuh permainan cantik". Hal tersebut juga diiyakan oleh seorang Jose Mourinho.

Penulis merasa, pendidikan kita sudah layaknya sepakbola negeri Pizza yang lebih menghargai hasil. Mengapa begitu ?

Dalam satu perjalanan didalam sebuah angkutan kota, penulis mendengar obrolan siswi-siswi SMP kelas 3, sepertinya demikian. mereka menceritakan "perintah" guru mereka. Guru mereka memerintahkan kepada seluruh siswa yang merasa tidak diberi contekan oleh temannya yang pintar melaporkan temannya yang pintar tersebut ke dirinya. WAOW !!!. LUAR BIASA. Dengan mudahnya yang "tidak pintar" bisa mendapatkan akses jawaban teman "yang pintar" berdasarkan "doktrin" gurunya. Bagaimana jika, anak yang pintar itu sebenarnya tidak tidak berintelegensi tinggi tapi berkat kerja kerasnya ia menjadi anak yang berpresrasi ? Adilkah hal itu untuk anak yang sudah bekerja keras untuk kesuksesannya sendiri ?. Kerja kerasnya, jika pendapat penulis benar, tidak dihargai sama sekali.

Tifosi liga italia memang punya semboyan yang menjunjung hasil dibandingkan proses. Meskipun demikian, mereka masih bisa jadi juara dunia. Pemain yang meruput disana masih di incar dengan harga tinggi oleh tim-tim eropa.

Bagaimana dengan pendidikan di Indonesia ?. dengan "prinsip" yang kurang lebih sama apakah hasil yang diberikan sama juga ?.

apkah hal ini membuktikan adanya kegagalam dalam pembentukan moral yang baik di masyarakat yang bisa memicu munculnya banyaknya kejahatan, seperti penjelasan dalam salah satu teori kriminologi ?.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar